Ini cerita tentang sebuah bahagia sebentar saja.
Penunjuk waktu ditanganku menunjukkan angka 4 titik dua 30 aku merapihkan ruang beristirahatku sementara, ponselku bergetar, ternyata pesan darimu
"aku otw jam 5 ya"
"okayy, berkabar ya"
Aku dikejar waktu, detak jantungku menggebu gebu. Aku tengok jendela kamarku, sepertinya sedikit kelabu berkata dalam batinku. Aku bergegas keluar mengunci pintu, lalu makan nasi bungkus pemberian kawan lamaku.
Tak lama panggilan ibadahpun berseru, "aku sholat dulu ya" katamu.
Jantungku semakin ribut, aku kalut, takut kamu tidak bisa menyatu denganku. Akhirnya kamu datang.
"hallo" kata pertamaku sambil tersenyum dan mengajukan tangan untuk tanda perkenalan hmm atau perdamaian??
Kamu balas senyuman, haduhhh jantungku semakin gaduh, tanganku berkeringat, aku nerveous berat.
Kau membuka pembicaraan, mengajak makan malam, tapi aku bilang kamu saja, karena perutku sudah diisi baru saja belum lama. Disana kita mulai bercerita.
Ayuk, temanku mungkin sudah sampai, kita berjalan satu langkah menuju lahan tanpa atap, rintik hujan menyambut bahagiaku.
"waduh, hujan deres ini jas hujan cuma ada satu lagi. Ayok naik cepetan cafenya jauh banget lagi"
"gapapa aku suka hujan - hujanan" tanganku menyambut kearah hujan datang sambil tertawa
Kamu membelokan setir tiba - tiba, ku pikir kamu ingin berteduh sementara, ternyata sudah sampai di cafenya.
"ihhh katanya jauh" aku sedikit berteriak, kamu lari masuk duluan lalu aku menyusul
"ihh nyebelin" kamu hanya membalasnya dengan senyum khas milikmu.
Malam ini berjalan begitu cepat, hangat, dan cukup banyak cerita yang melekat.
Kamu antar aku pulang, lalu kita tenggelam bersama cerita versi kita masing - masing di waktu yang sama.
Sebenarnya masih banyak hal yang ada dikepala, tetapi tidak bisa di tulis semuanya, yang cukup bikin aku senyum - senyum sendiri kalau mengingatnya.
Intinya,
Terimakasih bahagianya, walaupun cuma sebentar saja, besok lagi ya :)
Dharmahusada - 01/03/20
Suarasarasore
Tidak ada komentar:
Posting Komentar