Rabu, 15 Maret 2023

Tentang Hari Itu

Malam, redup, sunyi,

Itulah malamku saat kau mengucapkan kalimat yang tak ingin lagi kudengar darimu.

Sakit, teriris, hancur

Itulah aku saat perlahan kau memintaku pergi dari hidupmu.

Sesak, terisak, 

Itulah hatiku saat kamu mengucapkan kata perpisahan itu. 

Aku sadar kisah kita mungkin ditulis hanya untuk dikenang, tapi apakah semesta tidak bisa untuk berpihak padaku sekali saja? Kenangan antara kita sulit sekali terlupa. 

Si mungil yang tak berdosa menjadi saksinya, meski tak sempat berjumpa, nyatanya dia ada diantara kita berdua. 

Kehilanganku saat itu cukup menyiksa, dan kini harus terulang untuk kedua kalinya. 

Kupinta pada Tuhan untuk menguatkan, agar masih bisa berjalan meski harus tertatih dan merintih, setidaknya aku hidup. 


Jakarta, 19/01/22

- suarasarasore

Senin, 14 November 2022

Akhir - Nya

Tak terasa sudah hampir di pertengahan jalan, sudah lewat dari sepekan yang kau janjikan perihal jawaban yang seharusnya sedari awal sudah kau berikan. 

Aku tau harusnya kita tak memulai percakapan itu, sadarku sejak kau jelaskan tentang seorang pencari kayu yang tak berhasil menemukan titik temu. 

Harusnya tak kutaruh namamu dalam selipan doaku, karna kita yang tak sedarah ternyata juga tak bisa searah. 

Mengikhlaskan adalah proses terberat dalam hidup siapapun, dan kini hal itu ada dalam perjalananku. 

Tuhan mendewasakanku dengan memintaku merelakanmu, harapku hanya satu semoga kita sama sama sudah bahagia jika suatu saat nanti secara sengaja atau tidak sengaja bertemu. 

Jakarta, 15/10/22

- Suarasarasore -

 

Minggu, 04 Oktober 2020

Surabaya

Surabaya, bisa kuartikan dengan bahagia.

Disana, aku hampir tidak bisa berhenti tertawa. Aku bebas menjadi diriku sendiri tanpa ada yang melarang.


Surabaya menyisakan kenangan manis, alamnya menyimpan banyak memori tentang kebahagiaan, disana aku bisa merasakan hangatnya rasa sayang tanpa kata tapi.

Tidak peduli siapa, darimana, bagaimana, yang mereka tau adalah hanya berbagi cinta.


Jika aku sedang bermimpi, aku tidak ingin terlalu cepat bangun. Karena disana rasanya, air mataku pun segan untuk keluar dari sarangnya, bibirku yang selalu melengkung tanpa aba - aba. 


Surabaya kota yang menyimpan banyak cerita, juga tanda tanya tentang kita yang katamu bukan siapa - siapa.


Terimakasih, sampai berjumpa lagi.

Semoga semesta merestui. 


HLP - 8/5/2020

Suarasarasore


Jumat, 17 April 2020

Mengudara Bersama Rindu

Terbang, melayang, tapi tidak menghilang
Hanya pergi sementara lalu kembali pulang.

Wajahnya masih teringat jelas, membuatku sesak dan terisak saat pergi meninggalkan rumah, aku kacau.

Suaranya masih terngiang di telingaku, tak mau hilang, "Belajar mandiri" itu pesan terakhirnya.

Kini aku berada di atas awan, berharap bertemunya tapi tak ada.

Kita sama - sama diatas awan, tetapi dia tak lagi terlihat nyata. mungkin diatas sana dia sedang tersenyum melihat titipan Tuhan untuknya sedang berusaha menjadi mandiri.

Aku menulis sambil menangis, air mataku tak lagi bisa kutahan, hatiku teriris, teringat cinta pertama yang pergi dengan manis.

"aku bisa karena terbiasa pak, berbahagialah disana, anakmu sedang berusaha mewujudkan mimpinya. Maaf kalau aku masih menangis tak kuat menahan rindu yang begitu kuat ingin sekali aku berteriak kepada Tuhan meminta dan mengemis untuk bertemu dirimu sekali lagi, tapi apadaya semesta tak merestui. Terimakasih atas 20 tahun yang sangat berarti"

Aku kembali ke darat, meninggalkan rindu diatas awan untukmu, semoga kau tenang.

Lion JT- 694 - 28/02/20
Suarasarasore

Rabu, 18 Maret 2020

Go Away!

Pergi saja!
Aku mulai bosan berpura - pura bahagia, aku sudah muak bersandiwara mengikuti alur ceritamu, jiwaku mulai enggan untuk bekerja sama. Aku juga manusia, sama sepertimu aku juga punya hati dan rasa, tapi entahlah mungkin bedanya kamu punya hati tapi tak pernah menggunakan rasa. Apa kamu tau? Bagiku ini melelahkan, juga menyakitkan.
Cukup!! Aku bisa gila.
Pergi saja!!
Aku sudah mulai terbiasa mendengar celotehan orang lain yang mengikutimu seolah aku yang menjadi tersangka dan patut untuk dicela, salahku apa?? Lalu kalian hanya tertawa dan seolah bilang bahwa aku sangat patut untuk dicela, karena Tuhan menciptakanku tidak sesempurna mereka yang parasnya indah dan punya banyak harta. Aku sempat kecewa, lalu meminta maaf kepada Tuhanku Karena sempat meragukan kuasa-Nya. Maka mencelaku sama seperti mencela ciptaan-Nya, tak apa doakan saja jiwaku bisa pulih secepatnya.

Sabtu, 29 Februari 2020

Sebuah Cerita Tentang Bahagia Hari Ini

Ini cerita tentang sebuah bahagia sebentar saja.

Penunjuk waktu ditanganku menunjukkan angka 4 titik dua 30 aku merapihkan ruang beristirahatku sementara, ponselku bergetar, ternyata pesan darimu

"aku otw jam 5 ya"
"okayy, berkabar ya"

Aku dikejar waktu, detak jantungku menggebu gebu. Aku tengok jendela kamarku, sepertinya sedikit kelabu berkata dalam batinku. Aku bergegas keluar mengunci pintu, lalu makan nasi bungkus pemberian kawan lamaku.

Tak lama panggilan ibadahpun berseru, "aku sholat dulu ya" katamu.

Jantungku semakin ribut, aku kalut, takut kamu tidak bisa menyatu denganku. Akhirnya kamu datang.

"hallo" kata pertamaku sambil tersenyum dan mengajukan tangan untuk tanda perkenalan hmm atau perdamaian??

Kamu balas senyuman, haduhhh jantungku semakin gaduh, tanganku berkeringat, aku nerveous berat.

Kau membuka pembicaraan, mengajak makan malam, tapi aku bilang kamu saja, karena perutku sudah diisi baru saja belum lama. Disana kita mulai bercerita.

Ayuk, temanku mungkin sudah sampai, kita berjalan satu langkah menuju lahan tanpa atap, rintik hujan menyambut bahagiaku.

"waduh, hujan deres ini jas hujan cuma ada satu lagi. Ayok naik cepetan cafenya jauh banget lagi"
"gapapa aku suka hujan - hujanan" tanganku menyambut kearah hujan datang sambil tertawa

Kamu membelokan setir tiba - tiba, ku pikir kamu ingin berteduh sementara, ternyata sudah sampai di cafenya.

"ihhh katanya jauh" aku sedikit berteriak, kamu lari masuk duluan lalu aku menyusul
"ihh nyebelin" kamu hanya membalasnya dengan senyum khas milikmu.

Malam ini berjalan begitu cepat, hangat, dan cukup banyak cerita yang melekat.

Kamu antar aku pulang, lalu kita tenggelam bersama cerita versi kita masing - masing di waktu yang sama.

Sebenarnya masih banyak hal yang ada dikepala, tetapi tidak bisa di tulis semuanya, yang cukup bikin aku senyum - senyum sendiri kalau mengingatnya.

Intinya,
Terimakasih bahagianya, walaupun cuma sebentar saja, besok lagi ya :)

Dharmahusada - 01/03/20
Suarasarasore

Gedung Tua Sudut Kota

Ingat tidak?
Ditempat ini kau menyapaku dengan hangat, dengan senyum yang sampai saat ini masih teringat.

Dulu, kau hanya angan semu. Sampai akhirnya kita kembali bertemu. Kamu kembali, anganku hampir menjadi nyata, aku mulai jatuh cinta.

Beberapa hari kita lewati ditempat ini, gedung tua di sudut kota yang masih terjaga, kau semakin membuatku tak bisa lupa, kita pernah sama sama berjuang ditahun yang berbeda, kau semakin nyata.

Sampai akhirnya, kita sama - sama pergi, meninggalkan gedung tua ini, tapi kau tau? Aku tidak benar - benar pergi, hanya kau dan segala rasa yang telah aku beri tanpa kata tapi, kau pergi tanpa meninggalkan apapun, kecuali harapan dan janji yang pernah terucap, juga aku dengan segala pertanyaan yang masih belum terungkap.

HLP - 23/02/20
Suarasarasore